Rekomendasi wisata di Tokyo, Jepang 2023 yang wajib masuk bucket list kamu. Seperti kita ketahui, Jepang merupakan negara unik dengan kemajuan yang menakjubkan namun tetap memegang teguuh nilai-nilai tradisinya. bangunan pencakar langit dan barang-barang mewah berdampingan dengan kuil-kuil dan rumah-rumah tradisional khas Jepang.
Jika kamu sedang mencari rekomendasi tempat wisata di Tokyo, kamu menemukan artikel yang tepat! Saya akan berbagi hal-hal menarik yang dapat kamu temukan dari destinasi wisata di Tokyo untuk mempermudah rencana liburan kamu di tahun ini. Selamat membaca!
Paket Tour Jepang Murah
Senso-ji Temple
Senso-ji Temple atau Kuil Sensoji di Asakusa adalah kuil tertua dan paling terkenal di Tokyo yang sudah ada sejak
1.400 tahun yang lalu. Kuil ini didedikasikan untuk Kannon, dewi welas asih dalam agama Buddha. Ketika Senso-ji pertama kali didirikan, daerah Asakusa
bukanlah kota yang sibuk seperti sekarang, melainkan padang rumput liar yang hanya dihuni oleh sedikit orang. Namun, berkat Senso-ji, Asakusa menjadi pusat
ziarah dan perdagangan yang ramai.
Sensoji sempat hancur akibat kebakaran dan bencana alam, kemudian dibangun kembali pada tahun 1649, aula utama kuil berhasil bertahan selama hampir 300 tahun, meskipun telah terjadi kebakaran berulang kali di lingkungan sekitar, dan bahkan Gempa Bumi Besar Kanto pada tahun 1923. Namun, pada tanggal 10 Maret 1945, seluruh kuil hancur total dalam pengeboman bom atom di Tokyo.
Pembangunan kembali kuil, setelah perang usai, merupakan simbol penting dari kelahiran kembali Tokyo. Rekonstruksi aula utama kuil dimulai pada tahun 1951 dan selesai pada tahun 1958. Bangunan lain secara bertahap menyusul, seperti Gerbang Kaminarimon pada tahun 1960, Gerbang Hozomon pada tahun 1964, dan Pagoda Bertingkat Lima pada tahun 1973. Saat ini, kuil ini tetap sangat populer dan menerima sekitar 30 juta pengunjung setiap tahunnya.
Aula utama disebut Hondo dalam bahasa Jepang, selain itu ada sebutan lain, yakni Kannon-do karena di sinilah patung Kannon diabadikan. Namun, patung tersebut sebenarnya tidak dipamerkan. Patung aslinya dianggap sangat suci dan disembunyikan dari pandangan publik sejak tahun 645.
Aula utama Kuil Sensoji buka antara pukul 6.00 dan 17.00, tetapi dibuka pada pukul 6.30 antara bulan Oktober dan Maret. Bangunan utama Sensoji diterangi lampu setiap malam. Halaman kuil jauh lebih sepi pada waktu ini, jadi ini adalah waktu yang tepat untuk kamu mengambil beberapa foto.
Tak hanya aula utama, Kuil Senso-ji juga memiliki beberapa bagian menarik lain, yakni Kaminarimon (pintu masuk utama), Nakamise (jalan sepanjang 250 meter menuju aula utama yang
diisi oleh berbagai macam toko-toko souvenir tradisional), Hozomon (gerbang bagian dalam kuil), dua patung Nio (roh penjaga yang melindungi nilai-nilai Buddha), dan dua sendal jerami raksasa.
Nakamise-dori Street
Nakamise-dori adalah jalan di Asakusa sepajang 250 meter yang mengarah ke kuil Senso-ji. Wisata Jepang satu ini merupakan jalan yang menjadi salah satu pusat perbelanjaan tertua di Jepang dan sangat populer untuk berberlanja souvenir.
Sejak Shogun Tokugawa Ieyasu mendirikan keshogunan di Edo, populasi di sini berkembang pesat. Jumlah pengunjung Kuil Sensoji pun meningkat, dan Nakamise mulai menjadi incaran wisatawan untuk berbelanja. Ketika mengunjungi Asakusa, jangan lewatkan untuk mengunjungi pasar Nakamise yang ikonik.
Ameya-Yokocho (Ameyoko-dori) Street
Ameya-Yokocho adalah pasar jalanan yang ramai, membentang di sepanjang rel kereta api antara Stasiun JR Ueno dan Stasiun Okachimachi. Di jalan ini terdapat berbagai macam toko ritel kecil yang menjual makanan laut, buah-buahan, sayuran, bahan makanan umum, pakaian diskon, aksesoris, kosmetik, dan jam tangan. Terdapat juga beragam kios yang menjual jajanan kaki lima, restoran, kafe yang murah.
Ameya-Yokocho sangat populer di kalangan wisatawan. Awalnya, daerah yang sekarang disebut Ameya-Yokocho adalah distrik perumahan di pusat kota dengan banyak rumah kayu yang saling berdekatan. Namun, selama perang terakhir, seluruh area tersebut dibakar habis dalam serangan bom.
Setelah perang, pembangunan kembali dimulai, sejumlah toko dan kios-kios jalanan bermunculan di daerah tersebut. Pada saat itu, banyak barang kebutuhan pokok yang tidak tersedia dan pasar gelap bermunculan yang menjual barang-barang tersebut dengan harga melambung tinggi. Pemerintah setempat mulai mengatur daerah tersebut pada tahun 1946 dan ini adalah awal dari pasar jalanan saat ini.
Ada beberapa cerita menarik di balik nama Ameyoko ini. Ketika gula sulit didapat, pasar ini terkenal dengan kios-kios yang menjual permen murah. Dalam bahasa Jepang, permen disebut dengan ‘ame’, ‘ya’ berarti ‘toko’, dan ‘yokocho’ berarti ‘gang’. Penjelasan lainnya adalah bahwa ‘ame’ merupakan singkatan dari ‘Amerika’, karena banyak kios yang menjual barang-barang murah dari tentara Amerika.
Harajuku Street
Harajuku sebetulnya merupakan area di sekitar Stasiun Harajuku Tokyo, yang terletak di antara Shinjuku dan Shibuya di Jalur Yamanote. Tempat ini merupakan pusat dari budaya dan gaya busana remaja paling ekstrem di Jepang, tetapi juga menawarkan tempat belanja untuk orang dewasa dan beberapa situs bersejarah yang menarik.
Titik fokus budaya remaja Harajuku adalah Takeshita Dori (Jalan Takeshita) dan jalan-jalan di sekitarnya, yang dipenuhi oleh banyak toko trendi, butik fashion, toko pakaian bekas, kios kain krep, dan gerai makanan cepat saji yang ditujukan untuk remaja yang sadar mode dan tren. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai Harajuku street, kamu dapat membuka laman website Alaransel.com dan temukan beragam hal menarik lain yang lebih lengkap tentang jalan unik yang satu ini.
Hachiko Statue (Monumen Hachiko)
Hachiko adalah nama seekor anjing Akita, yang lahir pada tahun 1923 dan meninggal pada tahun 1935 di Tokyo. Hachiko merupakan sebuah cerita tentang kesetiaan hewan kepada pemiliknya. Patung anjing ini didirikan pada tahun 1934 di dekat stasiun Shibuya. Hachiko adalah seekor anjing yang dimiliki oleh seorang profesor universitas Tokyo pada tahun 1920-an.
Lahir pada tahun 1923, Hachiko selalu menemani tuannya, Hidesaburo Ueno, setiap hari ke Stasiun Shibuya dan menunggu kepulangannya di sana setiap malam. Pada bulan Mei 1925, sang profesor meninggal karena penyakit apilepsi di tempat kerjanya. Hachiko menunggunya dengan setia setiap malam di stasiun selama satu dekade berikutnya hingga kematiannya.
Kisah ini membangkitkan empati banyak orang di Jepang, dan ceritanya dipublikasikan secara luas di media. Anjing itu diberi nama chuken (anjing yang setia) dan patungnya diresmikan di stasiun JR Shibuya pada tahun 1934. Patung anjing Hachiko masih berdiri hingga hari ini dan pintu keluar stasiun terdekat kemudian dinamai sesuai dengan nama patung tersebut.
Berbelanja di Daiso 100 Yen
Wisata belanja di Jepang yang satu ini sangat unik, Daiso 100 Yen adalah jaringan toko diskon Jepang yang menyediakan berbagai produk eklektik dengan harga 100 yen. Kamu dapat menghabiskan waktu berjam-jam menjelajahi lorong-lorong toko sambil tertawa-tawa melihat apa saja yang ditawarkan, mulai dari penghapus sushi, kucing keberuntungan, hingga produk yang sangat didambakan, yaitu Daiso White Medicated Essence, Daiso memiliki bermacam-macam produk untuk semua kalangan umur. Daiso 100 Yen ini tersebar di seluruh Tokyo dan Daiso di Harajuku adalah salah satu yang terbesar dan terbaik.Senso-ji Temple
Shibuya Crossing
Shibuya Crossing merupakan persimpangan populer yang sering dijadikan lokasi pengambilan gambar film. Persimpangan ini telah muncul dalam film Lost in Translation dan The Fast and the Furious: Tokyo Drift, serta muncul dalam berbagai video musik, siaran berita, dan program animasi. Sebagai representasi Jepang modern yang terkenal, para fotografer dan videografer hampir selalu mengitari persimpangan ini.
Persimpangan yang selalu ramai ini dipenuhi banyak kafe dan restoran, yang menyediakan tempat duduk di dekat jendela untuk melihat kerumunan pejalan kaki menyeberang. Salah satu pemandangan paling populer terlihat dari Starbucks raksasa yang terletak di seberang Stasiun Shibuya. Area tempat duduk di lantai dua adalah tempat sempurna untuk melihat kesibukan di persimpangan.
Zojo-ji Temple
Zojo-ji Temple atau Kuil Zojo-ji didirikan pada tahun 1393 sebagai seminari nembutsu ortodoks dan fundamental untuk Jodo shu di wilayah Kanto (Jepang timur). Zojoji dipindahkan ke lokasi yang sekarang pada tahun 1598 setelah Ieyasu Tokugawa, pendiri Keshogunan Tokugawa, memasuki Edo (sekarang Tokyo) pada tahun 1590 untuk mendirikan pemerintahan provinsi.
Setelah dimulainya Zaman Edo ketika Keshogunan Tokugawa memerintah Jepang, Zojo-ji menjadi kuil keluarga Tokugaw. Zojoji juga berfungsi sebagai pusat administrasi untuk mengatur studi agama dan kegiatan Jodo shu. Pada masa itu, wilayahnya meliputi area seluas 826,000 meter persegi yang juga berisi 48 kuil kecil yang berdampingan dan sekitar 150 sekolah tata bahasa.
Namun demikian, ketika Keshogunan Tokugawa berakhir dan Era Meiji dimulai, sebuah gerakan anti-Buddha mulai berjalan. Kuil dan makam keluarga Tokugawa dibakar oleh serangan udara selama Perang Dunia II. Oleh karena itu, Zojoji sangat terpengaruh oleh keadaan politik dan sosial.
Namun, saat ini, kuil dan bangunan lainnya telah dibangun kembali, dan Zojo-ji terus berfungsi sebagai kuil utama Jodo shu dan seminar nembutsu pusat. Selain itu, kuil ini juga dikenal oleh masyarakat umum sebagai kuil Buddha yang megah khas kota metropolitan Tokyo serta pusat kegiatan keagamaan dan budaya.
Kompleks bangunan kuil ini terbagi menjadi beberapa bagian, yakni Sangedatsumon (Gerbang Utama), Daibonsho (Lonceng Besar), Daiden (Hondo: Aula Utama), Koshoden (ruang kuliah dan seminar), Ankokuden (Patung Hitam Buddha Amida, yang sangat dipuja oleh Ieyasu Tokugawa Makam Shogun Tokugawa), Galeri Harta Karun Zojoji, Model Mausoleum Taitokuin, dan Lima Ratus Gulungan Arhat.
Tokyo Tower
Tokyo Tower atau Menara Tokyo merupakan tempat yang ramai dikunjungi oleh banyak wisatawan. Tempat ini memberikan panorama kota terbesar yang sempurna dan pada waktu yang berbeda. Pembangunan Tokyo Tower yang menjulang setinggi 333 meter selesai pada tahun 1958 sebagai menara pemancar sinyal siaran televisi dan radio FM. Hingga Tokyo Skytree dibangun 51 tahun kemudian, menara ini merupakan bangunan tertinggi di Jepang.
Menara ini masih menjadi simbol kota yang dicintai oleh penduduknya dan menjadi salah satu tempat wisata paling populer di Tokyo. Di dalam menara, ada banyak hal menyenangkan yang dapat dilakukan untuk keluarga, pasangan, dan teman-teman. Tokyo Tower memiliki dua dek observasi; Main Deck di ketinggian 145 meter dan Top Deck di ketinggian 250 meter, keduanya menawarkan pemandangan yang luar biasa.
Setiap dek memberikan pemandangan yang menakjubkan dari semua bagian kota. Jika melihat ke arah Shinjuku, kamu dapat melihat gedung-gedung yang menjulang tinggi di Bukit Roppongi, dan jika melihat ke arah Odaiba, kamu dapat melihat Jembatan Pelangi.
Pada hari yang cerah, kamu bahkan dapat melihat Gunung Fuji, Kepulauan Izu yang mengapung di Pasifik, dan Semenanjung Boso di Prefektur Chiba, di seberang Teluk Tokyo. Pagi hari di musim dingin, saat udara sangat jernih, adalah waktu terbaik untuk melihat pemandangan di kejauhan.
Main Deck dan Top Deck buka hingga pukul 23:00, dan pemandangan malamnya sangat romantis. Pada malam hari, kota ini terlihat seperti berlian yang berkilauan. Pemandangan Rainbow Bridge yang diterangi cahaya di malam hari di sebelah tenggara tampak sangat indah, namun sama menakjubkannya di siang hari. Dek atas yang baru dibuka kembali juga menakjubkan di malam hari ketika cahaya yang dipantulkan dari cermin yang tertanam di lantai bersinar terang dengan pemandangan malam.
Odaiba Statue Liberty
Odaiba Statue Liberty atau Patung Liberty Odaiba merupakan sebuah patung yang keberadaannya mengejutkan bagi sebagian besar orang Amerika, karena Patung Liberty kecil di Tokyo tidak ada hubungannya dengan Amerika Serikat.
Patung Liberty di NYC diberikan kepada kota tersebut oleh Prancis pada tahun 1886, sementara versi Tokyo sendiri dipindahkan untuk sementara waktu dari rumahnya di Île aux Cygnes, Paris, ke Odaiba pada tahun 1998 untuk memperingati hubungan Prancis-Jepang selama setahun.
Ternyata patung ini sangat populer sehingga mereka memutuskan untuk mendirikan replika baru di Odaiba pada tahun 2000. Dikombinasikan dengan latar belakang Jembatan Pelangi, tempat ini telah menjadi tempat berfoto terbaik sejak saat itu.
Posisinya juga membuatnya menjadi ilusi optik yang sempurna: banyak orang mengira versi Tokyo sama besarnya dengan versi NYC, tetapi jika dilihat dari dekat, akan tampak jauh lebih kecil. Patung ini hanya setinggi 12,25 meter, dibandingkan dengan patung New York yang setinggi 93 meter (46 meter untuk potongan-potongan tembaga).
Patung ini bukan satu-satunya di Jepang. Setidaknya ada dua patung lainnya (satu di Shimoda, satu di Osaka). Namun tetap wajib untuk dikunjungi, karena tak kalah indah dari Patung Liberty aslinya.
Giant Gundam
Siapa yang tidak kenal robot yang satu ini? Robot populer dari Jepang ini memiliki bentuk raksasa setinggi lebih dari 18 meter dengan berat 25 ton, lho! Tak hanya itu, robot ini juga bisa bergerak! Dengan lampu LED yang berkedip-kedip, anggota tubuh yang bergerak, serta kemampuan untuk melangkah keluar dari Dermaga Gundam di sekitarnya, robot kolosal ini merupakan keajaiban teknik modern dan mimpi yang menjadi kenyataan bagi para penggemarnya di manapun.
Biaya Liburan ke Jepang 2023
Berapa sih biaya liburan ke Jepang? Kamu tidak perlu khawatir akan mengeluarkan banyak uang untuk berlibur ke Jepang. Sekarang, telah tersedia paket tour backpacker jepang murah dari Alaransel selama 5 hari 4 malam, lho! Cek segera di Alaransel.com dan rasakan pengalaman seru libura tanpa ribet bersama Alaransel.
PT. CAKRAWALA PARAMUDA MANDIRI
Alamat: Jalan Jembatan Utara No 189 A, Jakarta Selatan
© 2022 alaransel.com